Intel Cliffside Ubah Laptop Menjadi AP Pintar

Menghubungkan laptop anda ke sebuah access point (AP) WiFi adalah sebuah pekerjaan mudah. Tetapi bagaimana cara anda menghubungkan komputer ke berbagai alat lain seperti kamera dan printer nirkabel? Untuk menjawab pertanyaan ini, Intel telah mengembangkan teknologi Cliffside untuk mengubah komputer anda menjadi AP berbasis perangkat lunak.

Anda mungkin berpikir bahwa "AP berbasis perangkat lunak telah ada sejak lama," akan tetapi manajer produk Intel Ashish Gupta melaporkan kepada TG Daily bahwa Cliffside tidak hanya menciptakan sebuah AP berbasis software.





Teknologi ini mengkombinasikan kemudahan pakai seperti Bluetooth dengan kecepatan dan keamanan WiFi. Komputer yang menggunakan Cliffside akan menciptakan sebuah personal area network (PAN) untuk menghubungkan beberapa alat nirkabel sekaligus seperti Bluetooth.

Laptop akan mendeteksi alat - alat yang ada di sekitarnya dan sebuah jendela akan muncul, meminta pemakai untuk menerima atau menolak koneksi dari alat tersebut.

Bagaimana dengan keamanan? Gupta mengatakan bahwa Cliffside akan menggunakan teknologi sekuriti apapun yang tersedia seperti WEP atau WPA, akan tetapi harus bekerja dengan teknologi yang didukung semua alat. Contohnya, "apabila laptop anda menggunakan WEP tetapi kamera anda tidak mendukungnya, mereka tidak akan dapat terhubung."




Gupta memotret sebuah foto di Intel Developer Forum Shanghai, kemudian secara nirkabel mengirimkan foto itu ke laptop yang berada di sekitarnya. Ia kemudian mencetak foto ini di sebuah printern Lexmark nirkabel yang terletak di sebelah laptop itu. Semua alat itu telah terhubung ke laptop melalui aplikasi Cliffside 'Central Point.'

Para peneliti telah menemukan metode untuk menembus fitur enkripsi yang biasa digunakan untuk mengamankan sistem jaringan nirkabel. Metode ini dilakukan tanpa perlu melakukan dictionary attack atau brute force (mencoba berbagai kombinasi untuk mencoba menebak sandi yang digunakan). Detil lengkapnya akan didiskusikan pada konferensi tahunan yang ke-6 PacSec di Tokyo minggu depan.

Berdasarkan informasi PCWorld, dua orang peneliti bernama Erik Tews dan Martin Beck telah menemukan cara untuk membobol Temporal Key Integrity Protocol (TKIP) yang digunakan pada enkripsi Wi-Fi Protected Access (WPA). Canggihnya mereka dapat memecahkan enkripsi TKIP dalam waktu sekitar 15 menit saja. Perlu diperhatikan bahwa pemecahan enkripsi ini hanya berlaku untuk data yang ditempatkan dienkripsi dari PC ke access point, mereka tidak memecahkan kunci enkripsi yang digunakan untuk mengamankan data yang sudah dienkripsi sebelumnya dari PC (contohnya HTTPS, SFTP dll).

TKIP sebelumnya sudah diketahui memiliki kelemahan terhadap dictionary attack, tetapi metode yang dijelaskan oleh Tews dan Beck tidak menggunakan dictionary attack melainkan memanfaatkan data dari access point yang menggunakan WPA dan dikombinasikan dengan trik matematika yang akhirnya memecahkan kode enkripsi tersebut.

Beberapa elemen pemecahan kode enkripsi telah dimasukkan ke dalam aplikasi Aircrack-ng (link sengaja dihapus), yang merupakan aplikasi buatan Beck sendiri untuk membantu pihak keamanan jaringan dalam melakukan tes penetrasi.





Tew bukanlah orang baru dalam praktik pemecahan enkripsi Wi-Fi. Pada tahun 2007 dia berhasil memecahkan 104-bit WEP (Wired Equivalent Privacy). Proteksi WEP yang digunakan oleh perusahaan besar Amerika Serikat TJX untuk mengamankan transmisi jaringan nirkabel mesin kasir dari toko mereka, berhasil ditembus oleh beberapa kriminal yang memanfaatkan kelemahan enkripsi tersebut, menyebabkan kebocoran data terbesar dalam sejarah Amerika.

Oleh karena fitur enkripsi WEP dan WPA tidak lagi sanggup untuk menjaga keamanan tansmisi data wireless, para pakar menyarankan kepada semua pihak untuk menggunakan WPA2. Akan tetapi apabila PC/laptop Anda belum mendukung enkripsi WPA2, Anda juga dapat mengamankan jaringan nirkabel Anda dengan memilih enkripsi AES menggantikan TKIP yang biasanya menjadi metode enkripsi default WPA.

Strategi Rotasi Ala SFC


Eka Ramdani Persib vs Sriwijaya FC

Liga Super Indonesia (LSI) musim ini memang sangat menguras tenaga tim-tim pesertanya. Misalnya saja bagi Persib Bandung. Persib harus bertanding di Bandung, kemudian ke timur Indonesia di Makassar kemudian Wamena, kemudian kembali lagi lahi ke Bandung dan langsung terbang ke Palembang.

Dalam 21 hari terhitung dari menghadapi Pelita Jaya tanggal 21 November sampai 12 Desember 2009 besok menghadapi Sriwijaya FC (SFC), Persib harus bermain sebanyak 7 kali pertandingan. Secara rata-rata, Persib bermain sekali dalam tiga hari. Hebatnya, Persib melakukannya dengan mengarungi negara besar bernama Indonesia. Dan bukan hanya Persib saja yang mengalami masalah dengan jadwal seperti ini, tim pererta LSI lainpun juga mengalami hal yang sama.





Jadwal kompetisi seperti ini memang sangat menguras stamina dan konsentrasi pemain. Komplain terhadap jadwal kepada PT Liga Indonesia atau PSSI mungkin merupakan hal yang mustahil untuk dilakukan, karena mereka seperti tidak mempunyai telinga dan hati. Salah satu jalan untuk mensiasati masalah ini adalah dengan rotasi.

SFC merupakan tim yang cukup sukses melakukan hal ini. Strategi rotasi mereka, untuk sementara mampu menempatkan tim asal Palembang ini di urutan 3 klasemen sementara LSI 2009/2010, terpaut 4 poin dari Arema yang menempati posisi puncak.

Rachmad Darmawan (RD) pun mengatakan bahwa rotasi merupakan solusi untuk menyikapi padatnya jadwal LSI musim ini.

“Sebab dengan jadwal ketat seperti sekarang, seluruh tim tanpa terkecuali menjadi rentan mengalami kelelahan, maka rotasi merupakan solusi.” ujar RD kepada wartawan pasca timnya mengalahkan Persela Lamongan di Jakabaring.

Kecerdikan RD juga terlihat ketika SFC bertandang ke Wamena. Pada saat itu, RD mengistirahatkan 5 pemain intinya. SFC memang sukses digebuk tuan rumah Persiwa 3-0. Akan tetapi, dengan memboyong para pemain yang segar, SFC kemudian berhasil mengalahkan juara bertahan Persipura 1-2. Dan RD pun mengaku bahwa ini merupakan buah dari strateginya melakukan rotasi.

“Strategi ini cukup jitu, karena semua pemain kami yang tidak ikut tur Papua bisa tampil lebih fresh saat melawan Persipura,” tandas Rahmad.

Strategi ini pula diterapkan oleh RD dalam pertandingan melawan Persela kemarin. RD membangku cadangkan empat pemain intinya, yaitu Ferry Rotinsulu, Ambrizal, Christian Warobay, dan Isnan Ali. Nampaknya perhatian SFC sudah mengarah ke partai bigmatch melawan Persib Bandung, hari Sabtu besok.

Menarik untuk kita ikuti, mampukah Persib menahan laju SFC dikandangnya?

top